Sabtu, 17 Desember 2011

Surat terbuka buat Bapak Presiden

Assalamu 'alaikum Wr.Wb...

Saya berharap Bapak Presiden dalam keadaan sehat wal 'afiat dan senantiasa dalam lindungan Allah swt. Saya berharap Indonesia ke depan, dalam masa kepemimpinan Bapak bisa lebih baik. Bapak Presiden yang saya cintai! Saya juga, seperti teman-teman yang lain: sudah menghitung lajunya kepemimpinan Bapak. Tentunya negara kita belum ...banyak perubahan. Dan itu adalah manusiawi, Pak. Rasulullah saw saja, membangun akidah sepuluh tahun lamanya. Saat itu beliau berada di Mekkah. Kemudian beliau membangun 'Masyarakat Madani' dalam jangka waktu tiga belas tahun di Madinah Al-Munawwarah.

Bapak Presiden! Saya adalah anak Bapak yang Nun jauh dari sana, di pelosok negeri. Bapak belum pernah datang ke kampung saya,tapi mungkin bapak pernah mendengar nama kampung kami yang berbatasan langsung dengan negeri jiran Malaysia, yang konon katanya telah memindahkan patok batas kita.

Alhamdulillah anak-anak Bapak di sini baik-baik dan sehat-sehat. Semoga Bapak mendoakan kami agar sukses. Kami juga berdoa demi kebaikan negara Indonesia tercinta dan Bapak sekeluarga.

Bapak Presiden yang saya kagumi! Layaknya orang yang jauh, tentunya tidak dapat banyak mengikuti situasi ibu kota di sana. Saya bisa membaca lewat media kita yang ada di televisi dan internet. Tentang Aceh, tentang Ambon, tentang Poso, tentang hamilisasi, tentang korupsi, tentang manipulasi, tentang birokrasi, tentang tikus berdasi, musang berbulu domba, bantuan dana terselubung, madrasah Alkitab (Kristenisas), demonstrasi, reformasi bahkan 'repot nasi'. Kami juga merasakan sesaknya dada Bapak, karena terlalu sering melihat 'pusar wanita' di televisi. Kami juga sesak mendengar dan membaca berita itu.

Saya tentunya percaya Bapak Presiden bukan Umar bin Abdul Aziz, namun saya yakin: haqqul yaqin, bahwa Bapak bukan Namruz musuh Ibrahim. Saya bukanlah sosok pemberani Pak, namun saya juga tidak terlalu pengecut. Tentunya Bapak Presiden masih punya waktu panjang: 3 tahun lagi. Waktu yang cukup panjang untuk bisa mencontoh Umar bin Khattab. Saya selaku anak Bapak, akan mengoreksi Bapak lewat pedang, pedang pena yang selalu terhunus. Tentunya Bapak ingat cerita itu! Ketika Umar memakai baju Abdullah. Rakyat protes, karena waktu pembagian pakaian, Umar tidak mendapat apa-apa. Bapak memakai baju saya kan! Begitu Abdullah menjelaskan kepada rakyat yang demonstrasi itu.

Saya tidak berharap Bapak mengangkat gandum untuk ibu tua yang merintih, karena dapurnya tidak ngebul. Tapi perlu Bapak pikirkan juga bahwa negara kita tidak lagi negara swasembada pangan. Indonesa bukan negara industri Pak! Tapi, mall-mall dan supermarket juga tidak harus diruntuhkan. Petani, nelayan: adalah dua kelompok orang yang harus Bapak ayomi. Karena saya tidak percaya ada orang Indonesia (secara umum) satu harian tidak makan nasi. Tapi haruskah kita terus-menerus memasok beras dari luar. Ke mana "tanah kita tanah sorga itu, Pak"? sekarang tongkat, kayu dan batu jadi bangunan, bukan tanaman. Lagu Enno Lerian: "Indonesiaku", perlu diputar lagi: supaya kita sadar, kita bukan Inggris, bukan Prancis. Kita bisa mengimpor karya Thomas Alva Edison, Isaac Newton dan James Watt kok, tanpa harus mengubah sawah-sawah petani jadi Gedung Pencakar Langit. Karena suara katak, tikus dan ular akan hilang dari sana. Indonesia akan sunyi, Pak!

Bapak Presiden yang saya cintai! Bapak jangan pusing membaca surat saya. Saya tahu isinya acak-acakan, karena pikiran saya juga sedang acak-acakan ketika menulis surat ini. Bapak Presiden! Saya hanya minta beberapa poin sebagai penutup:

Pertama, saya risih juga mendengar berita tentang 'pusar' di TV Pak! Bisa gak Pak dibasmi secepat mungkin? Ah... sulit Pak ya! Apakah pemiliki stasiun TV itu bandel Pak? Atau kita memang tidak mau menghapuskan acara itu Pak? Atau rakyat Indonesia 'sangat mencintai' acara itu? Saya risih Pak mendengar isu Dewi Persik, Julia Perez, dan artis-artis yang suka mengumbar aurat.

Kedua, saya tidak kaget melihat Bapak Hidayat Nur Wahid menolak volvo, karena itu anjuran agama: tidak boleh boros Pak, mubazir. Tapi saya kaget kalau ada orang yang mengatakan: tindakan itu mengandung muatan politis. Bapak Presiden! Bisa gak para pejabat kita disuruh mencontoh Bapak Hidayat Nur Wahid itu?

Ketiga, stasiun TV kita makin banyak Pak! Juga makin bebas dan liar. Bapak bisa mengekang acara TV yang mengeksploitasi para remaja? Acaranya hanya akan membius para pemuda kita Pak, Islam.

Kasihan para remaja dipaksa untuk memberikan 'Untukmu', disuruh berfilsafat dengan 'AADC', belum lagi ibu-ibu asyik dengan 'ARISAN'. Ada lagi yang capek-capek '30 HARI MENCARI CINTA', ada juga cinta punya karat 'CINTA 24 KARAT'. Lagi Pak! Ada remaja kita yang disuruh berteriak: BURUAN CIUM GUE. Mereka tidak tahu Pak bahwa: KIAMAT SUDAH DEKAT. Saya sendiri rindu kepada pahlawan: PITUNG dan JAKA SEMBUNG. Masih banyak tentunya: PAK SAKERAH di negara kita.

Keempat, Pak! Jangan sering-sering mengundang ulama ke Istana Negara. Jangan Pak ya! Kasihan mereka: capek dan tugasnya berat mengurus ummat ini. Mendingan Bapak yang datang ke sana: ke Gontor, ke Daarut Tahuiid, ke Jombang. Karena Harun ar-Rasyid sering berkunjung ke rumah para ulama: ia sampai menangis Pak di hadapan ulama.

Kelima, jangan lupa: katakan kepada para pejabat kita untuk shalat Tahajjud. Saya tahu Bapak suka shalat ini. Saya baca beritanya di Pikiran Rakyat. Semoga ini benar dan bisa dilaksanakan oleh bawahan Bapak.

Keenam, bapak jangan jalan kaki ke daerah, apalagi ke Aceh. Karena itu akan menghambat langkah Bapak untuk menyelesaikan kebutuhan rakyat. Pakai helikopter Pak biar cepat ya!

Ketujuh, Pak! Di negara kita banyak orang pintar, tapi tidak punya duit. Tolong Bapak carikan untuk mereka para dermawan, agar mereka bisa sekolah yang tinggi. Atau negara mengadakan beasiswa untuk mereka. Kami juga di sini masih banyak yang butuh beasiswa.

Bapak Presiden yang sangat saya cintai! Saya akan menyudahi surat saya ini, dengan harapan Bapak bisa membaca dan mendengar suara hati saya.

Allaahummj 'al baldatanaa baldatan thayyibatan, aaminatan muthma'innatan. Warzuqnaa min al-tsamaraati la'allana nasykur.

Demikian dahulu Pak! Insya Allah saya akan berkirim surat lagi kepada Bapak. Atas segala kearifan dan kebijaksanaan Bapak saya haturkan terima kasih.

Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh!

Jakarta, 1 November 2011

Hormat Saya,
Ananda
(Yang Mencintai Bapak Presiden dan Negara Indonesia)

Firman ALLAH SWT :
""Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran."" (QS. Al 'Ashr)


UNTUK MU IKHWAN " Ikhwan Oh Ikhwan"


UNTUKMU IKHWAN
Ikhwan.. Oh Ikhwan...
Bismillah.....
Parasmu sungguh rupawan
Sikapmu begitu sopan.
Bikin ukhti pada kagak bisa jaga pandangan.
Tiba-tiba kau bilang cinta padanya wan.

Kau bilang ingin ta'arufan.
Tapi kenapa kau tak bisa menjaga izzah wan.?
Ta'aruf kok sering sms dan telphonan?
Bukan nanyain hal yang darurat malah becanda gak karuan.
Malah bilang sayang sampe mesra kaya udah halal aja Wan.

Ikhwan oh Ikhwan..
Di ingatkan malah mengeluarkan jurus seribu alasan.
Katanya cuma lewat telphone gak nyampe sentuhan.
Obrolannya pun yang sopan-sopan.
Dalam Islam pun tak ada dalil yang menyatakan secara langsung haramnya pacaran.
"Dan Janganlah kamu mendekati Zina"
itu gak cukup ya Wan.?

Ikhwan Oh Ikhwan...
Bahasa Arabmu pinter ciri anak pesantrenan.
Ilmu mu tak sedikit ya Wan.?
Tapi nafsu kau perturutkan,
ilmu jadi terlupakan.

Ikhwan oh Ikhwan...
Ingatlah Wan..
Wanita adalah fitnah terbesar untukmu.


Ukhti oh ukhti...
Jilbabnya indah bak bidadari.
Senyumnya manis menawan hati.
Bikin ikhwan gak bisa nahan diri.
Buat ngungkapin "ana uhibbuki ya ukhti.."
Tapi kenapa malumu tak bisa kau pertahankan ukhti.?
Ikhwan baru kenal langsung kau ladeni.
Terjerat rayuan ikhwan yang ngajak Ta'arufan.
Di mintai nomor telphone langsung kau berikan.
Di sms senengnya bukan kepalang.
Di telphone malah keenakan.


Ukhti.. oh Ukhti...
Sadarkah.? Dia belum menjadi kekasih halalmu.
Keberadaanya belum mendapat ridha dari Rabb-Mu.
Dia rajin menelponmu.
Apakah kau tak malu.?
Bukan padaku, tapi Pada Allah yang Maha Melihat.

Ukhti Oh Ukhti...
Pandai-pandailah menjaga izzah.
Hati ini adalah milik Allah.
Dan menjaga hati ini adalah amanah.

Duhai Ikhwan sejati..
Jika kau mencintaiku,
tak perlu mendekatiku,
tak perlu merayuku,
tak perlu mengucapkan kata-kata mesramu.
Simpan saja semua itu untuk kekasih halalmu nanti.
Cukuplah kau mencintai-Nya dengan sepenuh hati.
Karena dengan cinta-Nya pula aku akan mencintaimu karena-Nya.

Duhai akhwat sejati..
Tak usah terbuai dengan rasa cinta.
Tak perlu tergoda bila ada yang mendekat.
Tak perlu terlena dengan rayuannya.
Tak perlu terhanyut oleh kata-kata mesranya.
Jagalah hatimu untuk kekasih halalmu..
Cukuplah kita mencintai Allah dengan segenap hati.
Karena dengan Cinta-Nya pula kita akan di cintai oleh Pangeran yang mencintai kita karena-Nya.

IKHWAN APA BAKWAN?!
Oh.... Ikhwan
Apa bedanya dengan si Marwan, Si Ali, Paijo atau si Iwan
Oh ternyata cuma sebutan

Oh.... Ikhwan
Walaupun tidak rupawan
Alias modal tampang pas-pasan
Tetep aja tebar senyuman

Oh.... Ikhwan
Gayanya sih bisa ketebak & kelihatan
Jenggot melambai,baju koko & sendal jepit usang
Sesekali komat-kamit sambil jalan

Oh.... Ikhwan
Nyarinya susah-susah gampang
Kadang di masjid, kampus or sekolahan
Mungkin juga lagi nyari sampingan
Nggak taunya buat biaya walimahan :)

Oh.... Ikhwan
Anehnya kalo lagi jalan
Ngukurin tanah apa ngitung lantai sih, wan?
Oh..... ternyata dia jaga pandangan !!!

Ikhwan... Ikhwan...
Lucunya kalo akhwat sedang berpapasan
Langsung minggir! , acuh tak acuh kaya' musuhan
(Gubrak...!!!!! apaan tuh, wan?)
Eh.... dia jatuh, kagak ngeliat ada selokan :))

Oh.... Ikhwan, apa semuanya begitu, wan ?
Ada nggak yang masih tebar pesona & jelalatan ?
Berarti itu bukan ikhwan, (kan cuma sebutan ?!!)
Nah para akhwat, hati-hati mungkin dia nyari pasangan


Sumber:
- Dari penelitian dan pengalaman pribadi yang sangat panjang.

Rayuan-rayuan berbahaya seorang ikhwan kepada akhwat:


01. Ukhti, ana mencintaimu karena Allah...

02. Ana jadikan anti sebagai adik angkat, mau kan?...

03. Anti cantik kalau pakai jilbab...

04. Jika di hatinya Ali terukir nama Fathimah, maka dihatiku terukir nama anti...

05. Ukhti, apakah engkau tulang rusukku yang bengkok?

06. Assalamu alaikum, anti sudah makan?

07. Anti sudah shalat malam belum? (sms jam 3 pagi)

08. Ukhti, boleh minta no hp? nanti ana kirimin sms tausiyah dech...

09. Subhanallah...ana kagum dengan kepribadian anti. Anti seperti Fathimah, Sumayyah dan Khansa.

10. Alangkah beruntungnya ikhwan yang akan mendapatkan anti kelak...Masya Allah...

11. Ukhti, pacaran adalah haram."Dan Janganlah kamu mendekati Zina". Maka itu, maukah anti ta'aruf dengan ana secara islami?

12. Ukhti, nanti kajian di sana datang ya? Ana juga datang...(ketemuan yuk!!) Nanti InsyaAllah ana siap boncengin anti demi menuntut ilmu... ^_^

13. Masya Allah, ilmu anti sangat luas, maukah membantu ana untuk selalu memberikan nasihat ke ana?

14. Maukah ukhti jadi admin group ana? Biar anti bisa menemani ana menghandle group ini.

15. Ukhti, kalau ada apa-apa tetang masalah agama yang Ukhti tidak tahu, tanyakan ke ana ya? Insya Allah ana akan bantu.

16. Ukhti, ana masih awam, ilmu ana sedikit, ana mohon ukhti membimbing dan mendakwahi ana selalu.

17. Ukhti, halalkan ana...jangan sampai ana putus asa jika ukhti menolak ana...

18. Anti sudah ana anggap sebagai adik ana sendiri, jadi jangan ragu2 jika membutuhkan sesuatu ke ana...

19. Ukhti sudah hafal berapa juz? Bolehkah ana mendengar bacaan ukhti?

20. Afwan ukhti...ana kesulitan jika bertemu secara langsung. Maukah kita tukeran foto saja? Tapi ukhti duluan ya?

21. Ukhti, abang anti adalah teman akrab ana, semoga dengan anti bisa akrab...

22. Malam kemarin ada 100 bintang di langit, namun malam ini bintang di langit berkurang satu menjadi tinggal 99..... Karena yang satunya sedang bersama ana sekarang... ^_^

23. Anti tau ngga kalau kedua orangtua anti itu pencuri? Mereka telah mencuri bintang yang paling indah di langit, dan menaruhnya di mata anti...

24. Anti selalu bikin ana takut. Pertama bertemu, ana takut bicara kepada anti. Pertama bicara, ana takut nanti suka pada anti. Pas suka, ana takut nanti jatuh cinta pada anti. Udah jatuh cinta, ana takut kehilangan anti...

25. Tadi malam ana kirim bidadari untuk menjaga tidur anti. Eh, dia buru-buru balik. Katanya, ‘Ah, masa bidadari disuruh jaga bidadari?

26. Ana tercipta hanya untuk menjadi suami anti...

27. Ana bersedia menjadi lilin, Membakar diri ana untuk menerangi diri anti...

28. “Aslm. Apa kbr? Ukhti, ana sungguh kagum dgn semangat anti. Amanah anti di mana-mana namun semuanya bisa tetap tawazun. Anti benar-benar mujahidah tangguh. Tetep semangat ya Ukhti! \(^_^)/ ”

29. “Salut sama Ukhti! Anti sungguh militan. Hujan deras seperti itu datang rapat dgn jalan kaki. Jaga kesehatan yah... Ana nggak rela klo Anti sampai jatuh sakit…”

30. Akhwat: “Aww. Apa kabar? Akhi, sedang ngapain nih? Sudah makan belum? Jangan sampai lupa makan yaah.. ^^! ”

31. Ikhwan: “Www. Alhamdulillaah, menjadi jauh lebih baik setelah Anti SMS ^_^. Ane sedang memikirkan seorang bidadari dunia yang begitu anggun mempesona. Hmm… ane belum makan, tapi dah gak terasa lapar klo ingat sama Anti…” *(Halah… gombal semua tuh!!!) :D

32. Ikhwan : “Ukhty, ke mana pun Anti mau pergi, saya akan bersedia menemani, meski taruhannya jiwa ini …” (He..he..he.. peace Ukhti (*_^ )

33. "Ana lagi di bundaran HI, Ukhti. Doakan kami bisa memperjuangkan ini."

*Sender : Ikhwan +62856943xxx

34. ... "Ukhti, Selamat hari lahir. Semoga hari-hari yang dijalani lebih memberi arti."

*Sender : Ikhwan +62856943xxx

35. "Ya ukhti, tak ada cinta yang tanpa pengorbanan. Nantikanlah aku di batas waktu..."

36. "Ya ukhti... Andai bumi terbelah dua kita kan tetap bersam merajut ukhuwah sampai ke surga nan abadi"

37. Ikhwan: "Ukhti, Abi anti amu tukang sevis AC yaa?" ... .Akhwat: "Kok tau, akhi?" ....Ikhwan: "Karena anti telah menyejukkan hati ana.."

38. Ya ukhtiy, ada pantun untuk anti :
"Bukan titik yang menyebabkan tinta, Tapi tinta yang menyebabkan titik...
Bukan Cantik yang menyebabkan cinta, tapi cinta yang menyebabkan cantik.."

39. Subhanallah ukhti, postingan anti benar-benar mencerahkan hati ana. ana izin share yaaa... ^_^ mohon kiranya di postingan selanjutnya selalu tag ana yah.... Syukron ukhtiy ^^

40. Dialog ikhwan-akhwat :
ikhwan : ya ukhtiy sepertinya kemarin anti mondar-mandir aja
akhwat : Siapa akhiy, bukan ana kok.. Ana di rumah seharian...???
ikhwan : Maksudnya senyuman anti yang mondar-mandir di pikiran dan di hati ana ^_^

41. dll (menunggu update terbaru)
Berhati-hatilah para akhwat dari rayuan maut ini... Ingat, serigala tak kenal setia!!!
Ket: Rayuan ini bisa berlaku sebaliknya -akhwat ke ikhwan- (ikhwan juga perlu berhati2).

INDAHNYA CINTA PERTAMA (FIRST LOVE)

Lemah dan Lunglai...

Tubuhnya terkulai lemah dengan sisa butiran keringat yang masih tampak berkilauan di dahinya. Perjuangan hidup mati yang menggadaikan jiwa baru saja usai. Semburat pucat di wajah pun perlahan lenyap. Namun ia tersenyum, lalu bibirnya melafadzkan hamdalah.

Tak lama, sosok mungil itu ada di dalam dekapan. Dipeluknya dengan segenap kehangatan kasih sayang, padahal dirinya sendiri masih tampak lelah. Terlihat matanya berbinar-binar senang seraya tak henti-hentinya menyapa buah hati tercinta. Tetes air bening pun mengalir dari sudut mata, air mata bahagia.

Bagai melepas kerinduan yang teramat dalam, pipi yang masih kemerah-merahan itu dicium dengan lembut dan kepalanya dibelai dengan manja. Yang dirindukan pun sedikit menggeliat. Subhanallah, betapa indahnya ciptaan-Mu, ya Allah. Mata kecilnya memang belum bisa melihat dengan sempurna, namun nalurinya berkata, dirinya berada di tangan seseorang yang sangat mencintainya.

Elusan lembut dan sapaan yang sering terdengar saat masih di dalam rahim, kini dapat dirasakan. Aura cinta pun memancar dari kedalaman hati seorang ibunda, menyelimuti sang buah hati yang baru saja menyapa dunia dengan lengkingan tangisannya.

Indah, bahkan teramat indah...
Cinta ibunda memang cinta yang paling indah. Cinta itu selalu ada di sisi mereka, dan tiada pernah ragu untuk dilimpahkannya. Merekalah yang tak pernah kenal lelah menjaga dan membesarkan kita semua. Bahkan ketika kita belum mengenal sepatah kata, ibunda juga yang mengajarkan tentang makna kasih sayang dan cinta.

Adakah cinta yang dapat menyaingi cinta seorang ibunda? Betapa dengan kasihnya, masa kehamilan dilewati dengan keikhlasan dan kesabaran. Perasaan mual, pusing, ditambah dengan membawa beban di perutnya yang semakin hari semakin berat, hingga saat antara hidup dan mati ketika melahirkan, tak akan dapat tergantikan oleh cinta-cinta lain yang penuh kepalsuan.

Ibunda pun bagaikan pelabuhan cinta bagi anak-anaknya. Kerelaan mereka untuk sekedar disinggahi, lalu ditimbun dengan segala resah dan gundah, bahkan amarah, hanya dibalas dengan senyum kesabaran. Tak heran, seorang ibunda sanggup memelihara sedemikian banyak anak yang dilahirkannya, namun belum tentu satu anakpun bersedia menjaga dirinya hingga beliau tutup usia.

Aaah...
Rasanya kita semua pernah mengalami jatuh cinta. Dan cinta pertama itu selalu terhatur pada seseorang yang selalu ada di samping kita, tempat curahan suka dan duka. Ketika lapar, dengan tangannya ia menyuapkan makanan, diberikannya air susu dengan tulus saat kita haus, hingga diajarkannya berakhlak mulia bagaikan Rasulullah SAW, uswatun hasanah.

Ibunda memang bukan hanya madrasah pertama bagi anak-anaknya, tapi mereka-lah cinta pertama kita.

Dan Saudara/i ku, apakah ada cinta yang paling indah daripada cinta pertama ku ini ?

Saya yakin ketika membaca catatan ku ini, Saudara/i ku yang pernah di lahirkan dari rahim seorang ibu akan meneteskan air mata juga.

Sekaranglah saatnya membalas semua jasa tersebut saudara/i ku, setidaknya jangan menolak ketika di suruh belanja ke pasar, mencuci piring, menyapu or mengepel rumah dan berkata “Aaahh.....” kepada Ibu kita saudaraku. Sungguh ketika beliau sudah tidak berada lagi di samping kita semuanya akan hampa dan sia sia saudaraku.

Wallahu ‘a' lam bi shawab.

== Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu menunjuki kita ke jalan yang lurus. Amiin Ya Rabbal Alamiin.==

Salam Jiwa

From : Rito Kuniawan or Guntur Khatulistiwa or Al-Cofeda Faturahman Al-Bania. Sahabat di dunia maya