Jumat, 09 Desember 2011

** Ukhty... Maaf, terimalah keputusan Terindah ini **

** Ukhty... Maaf, terimalah keputusan Terindah ini **

 
Untukmu wahai Ukhti yang dicintai oleh Alloh...

Bismillahirrahmanirrahiim..

Assalamu'alaykum Warahmatullah Wabarakatuh

Ukhti, ana rasa kita sudah sama-sama tahu, dan sekarang juga sama-sama dewasa. Memang, kenangan bersama Anti begitu indah pula. Anti telah mengajarkan banyak hal pada ana, untuk terus bersabar, untuk berusaha mengetahui bagaimana caranya membuat orang lain berhenti dari tangis dan mengajaknya senantiasa tersenyum.

Bersama Anti, ana merasa menjadi al-Akh yang hebat, justru karena Anti lah ana jadi berusaha menegakkan perkara syar'i, bagaimana berhubungan dengan akhwat bukan mahram, ana selalu menjaganya, hanya wilayah hati yang tak terkekang sampai tiba saat kita mempunyai kesimpulan yang sama, bahwa semua ini harus diakhiri. Semua ini harus diakhiri, menjadikannya halal atau tidak sama sekali. Istikhoroh menjadi pilihan kita karena itulah petunjuk dari tauladan kita ketika berada dalam kegundahan mengenai pilihan-pilihan yang menentukan dalam hidup.

Jabir bin Abdillah rodhiyallohu 'anhu berkata: Adalah Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam mengajari kami sholat istikhoroh untuk memutuskan segala sesuatu, sebagaimana mengajari surah Al-Qur'an. Beliau bersabda: "Apabila seseorang di antara kamu mempunyai rencana untuk mengerjakan sesuatu, hendaklah melakukan sholat sunnah dua roka'at selain sholat fardhu, kemudian bacalah do'a ini:

'Ya Allah, sesungguhnya aku minta pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu pengetahuan-Mu dan aku mohon takdir-Mu dengan kemahakuasaan-Mu, aku mohon kepada-Mu sesuatu dari anugerah-Mu yang agung. Sesungguhnya Engkau berkuasa, sedang aku tidak berkuasa. Dan Engkau mengetahui sedang aku tidak mengetahui. Dan Engkau Maha Mengetahui hal-hal yang ghoib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik untukku, dalam agamaku dan penghidupanku dan akibatnya terhadap urusanku.

Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda: "di dunia atau akhirat (terdapat keraguan perawi hadits), maka takdirkanlah untukku dan permudahlah bagiku lalu berkahilah bagiku di dalamnya. Dan apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untukku, dalam agamaku dan penghidupanku dan akibatnya terhadap urusanku, maka jauhkanlah ia dariku dan jauhkanlah aku darinya dan takdirkanlah untukku kebaikan bagaimanapun keadaannya lalu buatlah aku ridho dengannya.'" (H.R. Bukhori 7/162)

Ukhti, kita sudah sama-sama melakukannya, menyerahkan segala urusan pada Allah, meminta agar DIA yang memilihkan urusan kita. Ketika ana begitu yakin untuk menjadikannya halal sedangkan Anti mendapati keraguan yang sangat, maka itulah jawabannya. Kita memang harus mengakhirinya, bukan memutus silaturahim tapi menjalani segalanya sesuai yang telah ditetapkan oleh Allah. Bahwa belum saatnya kita merasakan kenyamanan ini, itu ketetapan-NYA. Meski perih, semuanya akan kita jalani demi Yang Tercinta.
Benar, sedari awal ana memang tidak pernah berharap lebih atas persahabatan kita. Ana hanya ingin melihat Anti menjadi lebih mawas menjalani hidup, tidak melulu keluh atau air mata. Ana ingin Anti tahu bahwa banyak yang menyayangi Anti, sahabat di sekitar Anti, dan masih banyak lagi. Ana ingin Anti menyadari bahwa Anti tidak menjalani hidup ini sendirian, Anti memang melangkah sendiri tapi jika Anti terpeleset atau terjatuh, yakinlah bahwa sahabat dakwah Anti sangat banyak. Hingga akhirnya Anti menjadi seorang ukhti yang terbuka dan sangat nyaman dengan akhwat lain, ana sangat bersyukur.

Ana sungguh bahagia dan bangga melihat kondisi Anti sekarang yang jauh lebih baik dari pertama kali kita dipertemukan oleh Alloh. Kini tak banyak lagi gerutu, tak banyak lagi muka masam, bahkan Anti bisa membuat banyak orang tersenyum. Rasanya tak salah yang ada dalam benak ana waktu itu, "Banyak yang berharap pada Anti, kedekatan kita hanya akan menghalangi harapan mereka."

Kini Anti telah bisa berjalan sendiri, meski sempat tertatih. Kini telah lengkap sayap peri Anti sehingga Anti bisa terbang penuh percaya diri. Telah Anti temukan banyak sahabat syar'i di sekeliling Anti dan tidak perlu lagi Anti mengisahkan segalanya pada ana.

Sesekali ana memang khawatir, entah takut kehilangan atau apa, tapi rasanya itu semua hanya bisikan syaithon. Ana mencemaskan Anti, siapa yang akan mengingatkan Anti ketika khilaf, ketika tidak perlu mencemaskan masalah dan Anti mencemaskannya, ketika Anti merasa sendirian. Ah, ana sudah membuangnya jauh-jauh Ukhti. Ana percaya pada Anti, ana percaya pada sahabat-sahabat yang ada di sekeliling Anti, dan yang terpenting ana sudah mempercayakan Anti pada Allah, Yang Maha Mengatur segalanya, Yang Tidak Pernah Lalai mengurusi hamba-NYA.

Sekarang tinggal masing-masing dari kita menjaga diri agar tak lagi muncul bisikan syaithon atau syahwat yang mengajak kita untuk berlaku curang terhadap ketetapan Allah. Jagalah diri Anti untuk Allah, mungkin juga untuk suami Anti kelak, begitu juga ana bertekad seperti itu. Meski terkadang terasa berat, ana tetap yakin pada Allah. Yakinlah bahwa kita berada di atas pilihan yang tepat, karena tidak ada pilihan lain bagi kita jika Allah telah menetapkan sesuatu. Sebagaimana dalam firman-NYA:

"Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-NYA telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-NYA, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata. (Q.S. Al-Ahzab: 36)

Ukhti, tolong maafkan segala khilaf ana, Insya Allah ana sudah memaafkan segala khilaf Anti, segala hal yang membuat kita saling tidak nyaman, segala hal yang menyakitkan, semoga kita bisa saling mengikhlaskan. Kalaupun semua yang pernah terjadi di antara kita tidak bisa hilang begitu saja, simpanlah rapat-rapat, jangan biarkan seorang pun tahu.

Sebagaimana yang pernah Anti katakan, "Jika kita menyimpan perasaan pada seseorang, biarkan hanya kita sama Allah saja yang tahu, hingga saatnya tiba atau selamanya di hati saja". Mungkin tidak demikian dengan ana, serapi apapun ana menyimpannya, sepertinya semua orang sudah tahu, ana tidak bisa mengelak jika ana memang benar-benar menyayangi Anti, karena Alloh, semoga. Bila ini adalah suatu aib, maka cukup kita ingat Rasul yang bahkan Ana tak pantas disandingkan ke shalihannya dengan Beliau pernah bersabda: "Tidaklah Allah menutup aib seorang hamba di dunia melainkan nanti di hari kiamat Allah juga akan menutup aibnya." ( HR. Muslim )

Mulailah lembaran baru Ukhti, kemauan yang akan menguatkan kita. Kita bisa karena kita biasa. Ana yakin kita bisa bersikap biasa ketika sewaktu-waktu bertemu. Suatu saat nanti semuanya akan semakin normal setelah ana dan Anti sama-sama telah mendapatkan pasangan yang tepat.

Terima kasih atas surat Anti. Sungguh, ana semakin yakin Anti di sana baik-baik saja dan semakin membaik, semakin sholihah, semakin bergelar muslimah sejati. Terima kasih atas banyak hal...

Ana hanya berharap Anti selalu bahagia menjalani hidup, senantiasa ditunjuki dan dilimpahi kasih sayang ALLAH serta lindungan-NYA, semoga yang terbaik yang kelak Anti temui, kemudahan serta barokah. Semoga kita termasuk dalam golongan umat yang dinaungi Allah ketika tidak ada naungan selain naungan-NYA, dua orang yang bertemu dan berpisah hanya karena Allah... Sungguh bahagia ana jika nanti kita bisa bertetangga di surga.. Amin Ya Rabb..

Terakhir, ana mengajak.. Fastabiqul Khoirot..

Wassalaamu 'alaykum wa rohmatullohi wa barokaatuh...

Catatan:

Semoga surat ini bisa menjadi insprasi bagi siapa saja yang ingin melepaskan diri dari belenggu tipu daya syaithon berupa kenyamanan terhadap lawan jenis yang belum halal.
Ini bukan surat pribadi dari pengalaman seseorang apalagi pengalaman ana, hanya sebuah surat rekayasa dunia maya yang (Insya Allah) ada Ibroh di dalamnya,
Na'am, inilah masalah hati, yang dapat menjangkiti siapa saja sekalipun ia yg senantiasa istiqomah menjaga hatinya dapat pula tergelincir, kembali merenungi sabda Nabi:

"...Di dalam tubuh ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh tetapi bila ia rusak maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah dia adalah HATI" (HR. Bukhari)

Tinggal bagaimana masing-masing kita berusaha menjaga keteguhan dan kesucian hati dengan tidak membuka celah dan kesempatan bagi syaitan untuk menjerumuskan kita.

Akhirnya, sedikit mengutip kata mutiara nan indah dari menantu baginda Rasulullah Shalallhu 'Alaihi Wa Sallam yaitu Sayyidina Ali bin Abi Thalib yg berkata:

"Ambillah hikmah walau dari mana asal dan dari mana datangnya dan lihatlah apa yang diucapkan dan jangan lihat siapa yang mengucapkan"

lagi-lagi dari sini, satu hal yg mesti al-lkwah ingat jika memang ada kebaikan maka ambillah, tetapi jika tidak ada atau bahkan hanya keburukan maka jauhilah.

Sembari membaca surat tersebut. Ana yakin, bukan tetes kesedihan yang mengalir baik yang (pernah) mengalami atau pun tidak. Pastikan tetesan itu adalah air mata bahagia ketika kita bisa melepaskan sebentuk cinta insaniyah demi mendapatkan cinta Ilahiyah yang jauh lebih agung.

Akhi wa Ukhti, mantapkan hatimu untuk meninggalkannya. Biar ALLAH yang kan menjaganya. Cukuplah ALLAH sebagai penolong, sungguh hanya DIA sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Berharaplah agar dipertemukan dengan seseorang dan merasakan kembali “rasa itu” ketika semua telah dalam keadaan yang lebih baik dan halal, entah seseorang itu ia ataupun orang lain.

Kerja-kerja dakwah begitu banyak saudara/saudariku, akan ada waktunya untuk bernyaman diri, tapi mungkin bukan kini. Waktu itu akan tiba pada orang yang tepat, tempat yang tepat, dan saat yang tepat. Ketika itu, tak kan ada lagi yang bisa menghalangi kita untuk meraih jenjang yang lebih tinggi setelah ishlahun-nafsi, takwinul-baitil-muslimin…

Wallahu ta’alaa a’lam bish-shawwab.

Semoga bermanfa'at :)

Subhaanakalloohumma wa bihamdika, asyhadu allaa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik.

Wassalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh

Tidak ada komentar: